Site icon Detik Pangan

Pupuk Indonesia Kembali Gelar Kompetisi Jurnalistik Pupuk Indonesia Media Award (PIMA)

DETIKPANGAN.COM, JAKARTA— PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali menyelenggarakan kompetisi jurnalistik Pupuk Indonesia Media Award (PIMA) 2024 untuk seluruh wartawan, baik media massa tingkat nasional maupun di daerah.

Melalui ajang PIMA ketiga ini, Pupuk Indonesia mengajak jurnalis untuk turut serta dalam “Mendorong Produktivitas dan Pertanian Berkelanjutan” sesuai tema yang diangkat.

Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana menyampaikan bahwa, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menginstruksikan adanya percepatan swasembada pangan nasional.

Target ini tentu membutuhkan kolaborasi banyak pihak, termasuk media massa yang dapat memberikan informasi terkait pertanian hingga ke berbagai pelosok tanah air.

“Pupuk Indonesia menggelar kompetisi jurnalistik ini untuk meningkatkan pemahaman publik terkait industri pupuk dan ketahanan pangan nasional guna mendukung program Presiden. Selain itu, kami juga ingin mengenalkan peran aktif perusahaan beserta anggota holding dalam menopang ketahanan pangan nasional, termasuk breakthrough yang diciptakan guna mendukung pertanian Indonesia lebih modern dan hasil panen melimpah,” ujar Wijaya di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Pupuk Indonesia, tambahnya, senantiasa aktif dalam mendorong produktivitas pertanian melalui Program Makmur, yang merupakan ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir, baik on-farm maupun off-farm.

Makmur merupakan bukti nyata inovasi Pupuk Indonesia untuk mewujudkan pertanian presisi dengan mengoptimalkan teknologi.

“Harapannya, budidaya yang efektif dan efisien, serta hasil yang melimpah dapat mewujudkan swasembada pangan dan mendorong regenerasi untuk pertanian masa depan. Kita tahu generasi muda saat ini sangat dekat dengan teknologi,” jelasnya.

Lebih lanjut Wijaya menjelaskan, program apresiasi karya jurnalistik ini dapat meliputi publikasi kinerja dan aktivitas operasional Pupuk Indonesia dan kesepuluh anak perusahaan.

Adapun kesepuluh anak usaha Pupuk Indonesia adalah Pupuk Iskandar Muda, Pupuk Sriwidjaja Palembang, Pupuk Kujang Cikampek, Pupuk Kalimantan Timur, Petrokimia Gresik, Rekayasa Industri, Pupuk Indonesia Niaga, Pupuk Indonesia Utilitas, Pupuk Indonesia Pangan, dan Pupuk Indonesia Logistik.

Pupuk Indonesia membuka empat kategori lomba dalam kompetisi ini, yaitu kategori Media Cetak (koran, majalah, tabloid), Media Online, Media Televisi, dan kategori Photography Essay. Syarat karya jurnalistik yang dapat mengikuti kompetisi ini telah dipublikasikan pada periode 1 Desember 2024 hingga 28 Februari 2025.

Dalam ajang ini Pupuk Indonesia memberikan apresiasi dengan total Rp210 juta untuk 24 pemenang. Rinciannya Juara I, II dan III sebanyak 12 orang untuk empat kategori.

Kemudian 12 orang untuk Juara Harapan dari masing-masing kategori. Kompetisi ini akan dinilai oleh Dewan Juri yang merupakan wartawan senior dengan jabatan Pemimpin Redaksi, fotografer senior atau Kepala Redaksi Foto dari media massa nasional.

Bagi wartawan yang akan mengikuti program PIMA 2024 dapat mendaftar dan menggali informasi lebih lanjut melalui tautan https://bit.ly/PIMA2024, WhatsApp (WA) 0882 0018 55751 (Putri) dan 0896 2108 6215 (Laila), atau alamat email resmi panitia di mediaaward@pupuk-indonesia.com. Pendaftaran ditutup pada 28 Februari 2025, pukul 23.59 WIB.

Terakhir, Wijaya mengatakan pelaksanaan PIMA senantiasa disambut positif oleh wartawan dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini dibuktikan meningkatnya jumlah karya jurnalistik yang diikutsertakan. Tahun 2023 tercatat sebanyak 269 karya jurnalistik dari 168 wartawan. Jumlah ini meningkat 12 persen dibandingkan PIMA pertama kali digelar tahun 2022. Adapun tahun ini targetnya sebanyak 300 karya jurnalistik turut meramaikan kompetisi.

“Kami berharap melalui program ini masyarakat mendapat banyak informasi dan teredukasi tentang perkembangan industri pupuk nasional, khususnya Pupuk Indonesia Grup dalam mendukung ketahanan pangan serta upayanya dalam mengembangkan bisnis strategis untuk membangun pertanian berkelanjutan,” pungkas Wijaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version