Detikpangan.com, Jakarta — Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), Prof. Taruna Ikrar, menyampaikan harapannya agar generasi muda, khususnya pelajar SMA, SMK, dan MAN se-Jakarta, menjadi agen perubahan (Agent of Change) dalam mewujudkan Indonesia sehat tanpa rokok.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara edukasi publik bertema “Wujudkan Generasi Muda Sehat untuk Indonesia Emas 2045”, yang diselenggarakan di kantor BPOM jalan Percetakan Negara dan dihadiri oleh ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Jakarta.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan ini mengangkat semangat membentuk remaja yang sadar dan peduli untuk hidup sehat tanpa rokok dan vape.
“Anak-anak muda adalah tulang punggung masa depan bangsa. Kami berharap mereka menjadi pelopor gaya hidup sehat dan bebas dari rokok,” ujar Prof. Taruna Ikrar dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa bahaya rokok tidak hanya merusak kesehatan pribadi, tetapi juga membebani sistem kesehatan nasional dan menghambat potensi generasi muda.
Prof. Taruna Ikrar menyoroti data global dan nasional yang mengkhawatirkan.
Menurut laporan WHO tahun 2023, lebih dari 8 juta orang meninggal setiap tahun akibat konsumsi rokok, baik secara aktif maupun pasif.
Di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, sebanyak 7,4% remaja usia 10–18 tahun atau sekitar 3,26 juta anak tercatat sebagai perokok aktif.
Sementara itu, penggunaan rokok elektrik (vape) di Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang mengkhawatirkan.
Berdasarkan survei terbaru, sekitar 25% masyarakat Indonesia pernah mencoba vape setidaknya satu kali, dan sekitar 10,9% tercatat sebagai pengguna aktif vape. Angka ini menempatkan Indonesia di atas beberapa negara maju seperti Swiss, Amerika Serikat, dan Inggris, menunjukkan tren konsumsi yang harus segera diantisipasi, khususnya di kalangan remaja.
Kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten yang memperkaya wawasan peserta dari berbagai perspektif, yaitu
Reza Indragiri Amriel, S.Psi., M.Crim, Ahli Psikologi Forensik dan Konsultan di Yayasan Lentera Anak;
Mouhamad Bigwanto, MPHM, Ph.D (c) dari Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) & Ruang Kebijakan Kesehatan Indonesia;
Aghnina Wahdini, M.I.Kom dari Yayasan Lentera Anak dan Founder Traditional Games Returns (TGR) Community.
Ditambahkan, Rita Mahyona, Deputi Bidang Pengawasan Obat dan Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM, menegaskan pentingnya perlindungan generasi muda dari zat adiktif yang kian mudah diakses.
“Kami di BPOM terus memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap produk tembakau dan turunannya, termasuk vape. Namun, perlindungan terbaik dimulai dari kesadaran.
Remaja perlu dibekali literasi dan keberanian untuk mengatakan tidak pada rokok dan zat adiktif lainnya,” ungkap Rita Mahyona.
Ia juga menyatakan komitmen BPOM untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat, guna menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang remaja secara optimal.
Acara ini makin meriah dengan sesi interaktif, testimoni dari mantan perokok muda, serta penandatanganan komitmen bersama untuk menjadi generasi bebas rokok dan vape.
Dengan melibatkan pelajar secara langsung, BPOM RI berharap dapat menumbuhkan kesadaran kolektif dan menciptakan gerakan perubahan dari lingkungan sekolah, keluarga, hingga komunitas luas.
“Kita tidak hanya ingin menciptakan generasi cerdas, tetapi juga sehat, berintegritas, dan mampu bersaing secara global,” tutup Prof. Taruna Ikrar.