Oleh Abdul Hafid Paronda
Dari atas sebuah kapal laut di sekitar Merauke, Bapak Mentan RI, Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP. menyampaikan 4 pesan inspiratif: (1). Mau jadi apa pun di mana pun, jadilah orang yang selalu bekerja dengan baik, sehingga atasannya merasa sedih kalau tidak hadir; bukan sebaliknya.
(2). Berani bermimpi besar, lakukan aksi nyata untuk mewujudkannya, dan kawal dengan persistensi yang tinggi. (3). Lakukanlah dengan pijakan keyakinan yang kuat: _”Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, dan Haqqul Yaqin”. (4). Silakan pilih: Kerja keras, bahkan berdarah-darah di masa muda untuk masa tua yang nikmat; atau sebaliknya, santai di masa muda, tapi hidup susah di masa tua.
Itulah Qwartet “Quote of the day” yang disampaikan Pak AAS sebagai apresiasi khusus kepada Ibu Direktur Poltek STIALAN Jakarta, serta seluruh partisipan Kuliah Umum virtual pada hari Selasa, 26 Agustus 2025. Itu, ketika memulai presentasi Kebijakan Hilirisasi Ketahanan Pangan.
Karakter ikon kolosal, semangat yang mengawal segenap program Kementan – yang dikendalikannya saat ini.
*Sinergitas Perguruan Tinggi*
Swasembada Pangan Nasional bukan hanya kebutuhan, tapi bahkan sebuah keniscayaan. Selain Pangan merupakan kebutuhan primer, pengelolaannya pun membuka peluang strategis untuk berbagai kalangan dan pemangku kepentingan (multi stakehokder).
Di tangan Bapak Mentan, Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP., sudah dideklarasi sebagai “Gerakan Nasional”. Ranah Tupoksi Kementan yang di”drive” langsung oleh Bapak Presiden Prabowo. Praktis, ia menggeliat sebagai arus utama program Kabinet Merah Putih menyukseskan Asta Cita.
Selama ini program pertanian hanya dikenal dalam dua matra: ekstensifikasi dan intensifikasi. Yang pertama berkutat pada perluasan lahan, sementara yang kedua mengutamakan akselerasi proses tata kelola dan peningkatan kualitas produksi. Terkenal dengan “Panca Usaha Tani”.
Saat ini “digitalisasi pertanian” hadir sebagai matra ketiga. Selain bisa mengaktivasi proses yang “real time”, juga sebagai jangkar untuk melabuhkan partisipasi anak milenial ke model “modern farming”: Bertani tanpa menyentuh lumpur.
Fokus, sinergi, dan kolaborasi. Tiga kata aksi untuk menyukseskan program, khususnya Swasembada Pangan Nasional. Kolaborasi anak bangsa sangat dinantikan. Terutama sinergitas berbasis kompetensi. Karenanya, instrumen teknologi pertanian kian merebak. Up grading disain traktor alsintan, pengembangan drone, Unman Aerial Vehicle (UAV) untuk pemupukan, serta pembaruan mesin panen yang eksekusinya high speed dan masif. Itu kolaborasi dengan jurusan Teknik, IT, dan Teknologi Produksi.
Pada academic event Selasa siang itu, nuansa kolaborasi merambah ke “Ilmu Administrasi Negara”. Poltek STIALAN Jakarta menginisiasi Kuliah Umum virtual yang diisi oleh Bapak Mentan beserta Sekjennya. Temanya: “Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Kebijakan Hilirisasi Ketahanan Pangan Nasional”. Dengan demikian, kontekstualitasnya menukik pada satu pertanyaan utama: “Kolaborasi” apa yang bisa dibangun oleh Ilmu Administrasi Negara dengan Kementan untuk mencapai Swasembada Pangan Nasional?.
Tentu saja jawabannya seabrek, karena Administrasi Negara (AN) dibutuhkan dalam semua sektor pembangunan. Otomatis juga sangat dibutuhkan untuk akselerasi Swasembada Pangan Nasional. Konsep dan realisasi AN bisa berperan sebagai “supporting instrument” handal dalam konteks ini.
*Kolaborasi Administrasi*
Hadirnya pendukung tata kelola dan pemicu program terintegrasi akan memudahkan target Swasembada Pangan. Administrasi lahan, pupuk, sarpras, dan SDM terkait otorisasi kebijakan akan memudahkan pencapaiannya.
Rancang bangun motivasi kreativitas SDM, punishment and reward,apresiasi, promosi dan demosi terkait akselerasi Swasembada Pangan Nasional, semuanya bisa dibuat dengan AN.
Dari kegiatan kuliah umum virtual itu dipahami sebuah fakta yang menghentak: “AN adalah sumberdaya sektoral yang sangat dibutuhkan untuk membangun kolaborasi dan sinergi efektif menuju Swasembada Pangan Nasional.”
Diskusi yang dipandu oleh Ibu Prof. Dr. Nurliah Nurdin, MA. (Direktur Poltek STIALAN Jakarta) menghadirkan khazanah Adminstrasi Swasembada yang sangat signifikan. Pendalaman literasi melalu penajaman narasi sangat terasa. Konteks itu dihadirkan oleh Bapak Dr. Ali Jamil, MP., Sekjen Kementan RI dalam menjawab setiap pertanyaan audiens, baik yang disampaikan via online chat maupun yang secara langsung (daring) dengan audio-visual.
Interaksi yang melibatkan sekitar seribu partisipan itu menjadi saksi sejarah bahwa Swasembada Pangan Nasional sungguh sebuah agenda yang membutuhkan daya juang luar biasa. Ketidakstabilan sinyal komunikasi dari atas kapal laut tidak menciutkan semangat Pak Mentan yang sangat tangguh dengan stabilitas tinggi. Dengan tekun menunggu dua kali ketika sinyal internet terputus. Sebuah resiliensi patriotik yang ditunjukkan Sang Panglima Pangan Dunia.
Durasi 2 jam terasa amat singkat, karena antusiasme audiens disambut elegan oleh Kebijakan Hilirisasi Ketahanan Pangan dalam perspektif akademik dan manajemen birokrasi.
Selamat buat Poltek STIALAN Jakarta dan kita semua. “Merdeka bangsaku, Swasembada Panganku”. Semoga!!!.
Pondok Gare’se’ – Kota Bekasi 290825 – AHP.