Detikpangan.com, Jakarta – Menteri0 Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menunjukkan kepemimpinan yang responsif dan terbuka. Dalam momen tak terduga di halaman Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (10/9/2025), ia menghentikan langkahnya untuk mendengar langsung keluhan sekelompok mahasiswa yang baru saja mengikuti kegiatan di Kementan.
Uyunul Huda, mahasiswa Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta), menyampaikan temuan mengejutkan soal harga gabah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Harga nasional kan Rp6.500, tapi beberapa bulan lalu pabrik-pabrik di daerah kami beli hanya Rp5.200. Kami bangga bisa bertemu langsung Pak Menteri dan menyuarakan suara petani,” ujarnya.
Tak butuh waktu lama, Mentan Amran langsung menghubungkan Huda dengan Bulog untuk menindaklanjuti temuan tersebut. “Respon Pak Menteri cepat sekali. Beliau bilang akan segera ditindaklanjuti agar panen berikutnya tidak terulang,” kata Huda.
Sementara itu, Nabil Ramdani, salah satu mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Sukabumi menyampaikan pengalamannya saat berdiskusi langsung dengan Mentan Amran terkait permasalahan yang terjadi di kampung halamannya. Ia menyatakan bahwa Mentan Amran langsung merespons dengan serius dan mengusut persoalan tersebut tanpa menunda.
“Pak Menteri itu jadi pemimpin yang sesungguhnya, dia menerima aspirasi masyarakat. Pastinya, apa yang saya katakan bukan dari ruangan kosong, tetapi sesuatu yang saya rasakan di kampung saya, dan ketika saya menyampaikan kepada Pak Menteri, beliau menerimanya. Detik itu pun Pak Menteri langsung mengusutnya,” terang Nabil.
Mirius Ngucangge, mahasiswa asal Universitas Halu Oleo, Sulawesi Tenggara, juga mengekspresikan rasa bangganya bisa bertemu langsung dengan Menteri Pertanian. Ia menceritakan bagaimana sosok Menteri yang meski sedang dalam perjalanan, tetap meluangkan waktu untuk menyapa, berdialog, dan memotivasi mahasiswa agar tidak takut berproses dan terjun di dunia pertanian.
“Beliau sangat luar biasa. Kami senang dan berharap beliau tetap sehat dan terus menginspirasi kami, anak-anak muda,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Mentan Amran menegaskan dirinya berkomitmen untuk selalu mendengar masukan dari masyarakat terutama dari mahasiswa. Dirinya memastikan bahwa Kementan tidak akan mentolerir praktik yang merugikan petani.
“Pemerintah hadir dan serius memberantas mafia pangan, memastikan pupuk subsidi tepat sasaran, dan memperkuat kemandirian pangan. Aspirasi adik-adik mahasiswa menjadi pengingat sekaligus penyemangat kami,” tegasnya.
Mentan Amran menyebut peran generasi muda sebagai penentu masa depan pertanian. “Mahasiswa adalah agen perubahan. Kami terbuka berdialog, menerima kritik, dan bekerja sama. Semua yang kita lakukan ini ujungnya untuk petani dan rakyat,” ujarnya.
Mentan pun mengajak mahasiswa untuk tak berhenti di jalanan, tetapi melanjutkan perjuangan melalui riset, inovasi, dan aksi nyata.
“Jangan berhenti di jalan. Mari kita bicarakan lebih dalam, kita cari solusi bersama. Pertanian ini milik kita semua,” tutup Mentan Amran sebelum akhirnya melanjutkan perjalanannya.
Mentan Amran selama ini dikenal sebagai sosok yang dekat dengan petani, mahasiswa dan memperjuangkan keadilan bagi petani dan konsumen.
Mentan Amran telah membongkar 145 peraturan yang menghambat pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi, menginisiasi kenaikan HPP Gabah menjadi Rp 6500/kg, membongkar praktik minyak goreng tidak sesuai takaran, serta beras oplosan yang merugikan masyarakat Indonesia.