Detikpangan.com, Jakarta — Indonesia kembali menunjukkan komitmennya sebagai bangsa besar yang peduli terhadap perdamaian dunia. Di tengah konflik berkepanjangan yang menimpa Palestina, pemerintah Indonesia telah mengirimkan bantuan pangan bagi warga Palestina sebagai wujud nyata diplomasi kemanusiaan.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan, kekuatan pangan nasional yang kini semakin kokoh telah memberi ruang bagi Indonesia untuk hadir membantu negara lain yang tengah mengalami penderitaan akibat perang dan krisis kemanusiaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Perdamaian di Sharm El-Sheikh, Mesir, Presiden berbicara kepada awak media di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

“Kita kirim bantuan, kita kirim kapal, kita kirim Hercules berkali-kali. Kita juga kirim bantuan pangan cukup besar, ribuan ton beras kita kirim. Dan kita terus commit untuk mendukung ini,” kata Presiden, Selasa (14/10/2025).

Lebih jauh, Presiden menegaskan bahwa sikap Indonesia terhadap Palestina bukan sekadar wacana politik, melainkan aksi nyata yang lahir dari komitmen panjang bangsa Indonesia terhadap nilai kemanusiaan dan keadilan.

“Memang ini tekad kita sebagai bangsa. Tekad saya, puluhan tahun saya membela Palestina, puluhan tahun sejak saya masih muda,” ujar Prabowo dengan tegas

Melalui forum-forum internasional dan kerja sama diplomatik, lanjut Presiden, Indonesia ingin memainkan peran lebih aktif dalam mendorong perdamaian di Timur Tengah, sekaligus memperlihatkan bahwa solidaritas kemanusiaan dapat berjalan beriringan dengan kekuatan pangan nasional.

Mendukung pernyataan Presiden, Menteri Pertanian/Kepala Badan Pangan Nasional, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa langkah kemanusiaan tersebut hanya bisa dilakukan karena pondasi ketahanan pangan nasional kini berada pada level terkuat dalam sejarah Indonesia.

Menurut Amran, stok cadangan beras pemerintah saat ini telah menembus lebih dari 4 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah, dengan proyeksi produksi nasional mencapai 33,12 juta ton hingga November 2025. Angka ini sejalan dengan prediksi lembaga dunia seperti USDA yang memperkirakan produksi Indonesia akan menembus 34,6 juta ton hingga akhir tahun.

“Alhamdulillah, cadangan beras pemerintah kita saat ini mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah. Ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan kita makin kokoh. Produksi beras nasional juga meningkat signifikan, sejalan dengan perkiraan BPS dan sesuai dengan prediksi USDA dan FAO,” ujar Mentan Amran.

Amran menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti nyata hasil kebijakan pangan nasional yang kini benar-benar berorientasi pada produksi dalam negeri. Pemerintah, kata dia, telah mampu menghentikan ketergantungan terhadap impor beras medium yang selama bertahun-tahun membebani anggaran negara.

“Kalau dibandingkan tahun lalu, kita masih impor. Sekarang tidak lagi. Ini hasil dari gagasan besar Bapak Presiden RI, mulai dari regulasi, kolaborasi, sampai eksekusi, semua menjadi kenyataan,” tambahnya

Ia menambahkan, keberhasilan ini sekaligus menjadi fondasi bagi diplomasi pangan Indonesia di tingkat global. Dengan cadangan yang aman dan produksi yang terus meningkat, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan rakyatnya, tetapi juga berkontribusi terhadap perdamaian dunia melalui bantuan pangan.

“Kekuatan pangan nasional kini menjadi alat diplomasi yang bermartabat. Saat bangsa lain kesulitan pangan, Indonesia bisa hadir membantu tanpa mengganggu kebutuhan dalam negeri. Petani Indonesia hari ini bukan hanya memberi makan bangsa sendiri, tetapi juga dunia. Kita kuat, kita mandiri, dan kita peduli,” pungkasnya.