Detikpangan.com – Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor), H Muh Mabrur menyoroti seteru media Tempo dengan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

Menurut Mabrur, apa yang dilakukan Menteri Amran sesekali perlu dan dibutuhkan agar supaya media tidak seenaknya melakukan framing negatif dan melontarkan fitnah yang keji ke lembaga maupun perorangan. Lebih lanjut, Waketum PP GP Ansor menuturkan demokrasi bukan berarti bebas sebebas-bebasnya melainkan punya batasan nilai dan moralitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tempo kan sudah divonis bersalah sama dewan pers, artinya tempo memang keliru dalam hal ini. Jadi jika dibawa ke meja hijau, ya tempo harus menghadapi itu dengan argumentasi dan fakta-fakta yang dianggapnya kuat” kata Mabrur

Lebih lanjut, Mabrur membeberkan kalau menteri Amran hingga saat ini memiliki performa yang sangat bagus dan berprestasi dalam mengurus pangan rakyat. “beliau beli gabah petani dengan harga tinggi, cadangan stok beras kita melimpah sampe lebih 3 juta ton, akhirnya gak impor. Ini prestasi”.

Gugatan Menteri Amran kepada Tempo menurutnya bukan untuk menjatuhkan Tempo melainkan memberikan pelajaran kepada kita semua terutama media untuk selalu objektif dan tidak terkesan tendensius ke semua pihak. Sebagai pejabat publik, tentu Menteri Amran tidak alergi kritik.

“Saya yakin pak Mentan tidak anti kritik, beliau pejabat senior, bukan kali ini saja menjabat sebagai menteri. Di era seterbuka sekarang ini jika ada pejabat anti kritik, sama halnya menggali kuburan sendiri” Tutur Mabrur

Menurutnya lagi, lebih baik Tempo menaikkan atau melakukan investigasi soal mafia pangan untuk mengungkap siapa aktornya, bagaimana polanya. Itu lebih menarik untuk publik

”Pak Amran kan saat ini getol melawan mafia pangan, nah kenapa saat Mentan lagi gencarnya lawan mafia pangan, tiba-tiba Tempo memframing negatif dan jahat ke Mentan, ini pertanyaan tersendiri, ada apa?” pungkasnya.