Detikpangan.com, Jakarta — Petani di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyambut positif kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menurunkan harga pupuk subsidi sebesar 20 persen dan menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah.
Kebijakan tersebut dinilai meningkatkan gairah petani untuk kembali produktif di sawah.
Uki, petani asal Kampung Dampyak RT02/RT04, Desa Balai Kambang, Kecamatan Jonggol, mengungkapkan bahwa penurunan harga pupuk memberikan ruang keuntungan yang lebih baik dibanding sebelumnya.
“Dulu harga pupuk dan harga padi itu hampir seimbang. Kalau sekarang pupuk murah, turun 20 persen, sementara harga padi tinggi. Jadi ada kelebihanlah untuk petani,” ujarnya di Jonggol, Rabu (26/11/2025).
Ia mengatakan para petani menyambut baik keputusan Presiden Prabowo karena sangat membantu mengurangi biaya produksi, meski mereka berharap harga pupuk tidak kembali naik.
Penurunan harga tersebut tercantum dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 tanggal 22 Oktober 2025.
“Kalau para petani sangat senang sekali. Apalagi sekarang harga padi kan HET-nya sudah bagus. Kami mohon kepada Bapak Presiden, masalah pupuk jangan dinaikkan lagi, malah kalau bisa diperbanyak,” kata Uki saat menebus pupuk di sebuah kios di wilayah Jonggol.
Selain itu, pemerintah telah menaikkan HPP gabah kering panen (GKP) dari Rp6.000 per kilogram menjadi Rp6.500 per kilogram.
Kebijakan ini berlaku untuk seluruh pelaku usaha penggilingan padi, bukan hanya Perum Bulog.
“Alhamdulillah sangat membantu. Kepada Bapak Presiden Pak Prabowo, saya berterima kasih karena harga pupuk sudah diturunin,” ujar Uki lagi.
Menurut Uki, stok pupuk subsidi kini lebih mudah didapat dan tersedia dalam jumlah melimpah.
Selama petani terdaftar di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), mereka cukup membawa KTP untuk menebus pupuk.
“Penebusan sekarang sangat mudah. Pupuknya banyak, tidak seperti dulu. Sekarang cukup bawa KTP, di situ sudah tertera. Asalkan tercantum di Simluhtan,” tambahnya.
Koyum, pemilik kios pupuk Berkah Tani di Jonggol, juga merasakan dampak positif setelah harga pupuk turun.
Ia menyebut sekitar 70 persen dari stok pupuknya sudah ditebus petani meski belum memasuki akhir tahun.
“Dulu, sebelum harga pupuk turun, stok kita hanya habis 80 persen dari alokasi,” katanya.
Ia pun mengapresiasi kebijakan pemerintah yang dirasa menguntungkan semua pihak.
“Alhamdulillah sekali, Pak Prabowo nurunin harga. Petani sangat senang, saya sebagai pedagang juga senang sekali. Terima kasih Pak Presiden. Mudah-mudahan dengan harga pupuk turun, harga jual gabah meningkat, hasil panen juga meningkat,” ujar Koyum.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebelumnya mengatakan bahwa kios dan distributor kini mematuhi harga baru pupuk subsidi, sehingga distribusi lebih tertib dan ketersediaannya terjaga.
“Kami sudah sidak ke tujuh sampai delapan provinsi untuk memastikan kebenaran di lapangan. Alhamdulillah, semua patuh pada arahan pusat dan Presiden Prabowo. Harga pupuk subsidi turun 20 persen di seluruh Indonesia,” katanya.
Ia menegaskan bahwa penurunan harga dilakukan untuk memperkuat produktivitas petani, memastikan ketersediaan sarana produksi, serta mendorong percepatan swasembada berkelanjutan.
Pemerintah secara resmi menurunkan harga seluruh jenis pupuk bersubsidi, termasuk Urea dan NPK.
Harga Urea turun dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram, dan NPK dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kilogram.

