Detikpangan.com, Klaten – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan komitmennya menjadikan Kabupaten Klaten sebagai motor produksi beras nasional melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) hingga empat kali setahun.
Wementan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar itu menilai, sebagai salah satu lumbung beras utama di Jawa Tengah, Klaten memiliki potensi besar untuk berkontribusi lebih signifikan terhadap ketahanan pangan nasional berkat produktivitas yang konsisten tinggi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Klaten merupakan salah satu lumbung beras Jawa Tengah dan penyangga beras nasional. Dengan tanah subur dan air melimpah, petani dapat menanam padi sepanjang tahun. Karena produktivitasnya sudah tinggi, kami mendorong lagi Klaten meningkatkan indeks tanam dari tiga kali menjadi 3,5 hingga empat kali panen per tahun,” kata Wamentan Sudaryono saat melakukan panen dan tanam padi di Desa Karangwungu, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Jawa Tengah, Senin (1/12/25).
Wamentan Sudaryono menambahkan bahwa peningkatan IP dapat dilakukan melalui intensifikasi dan pemanfaatan teknologi, mulai dari penggunaan benih unggul, penguatan irigasi, hingga mekanisasi pertanian. Kuncinya adalah percepatan tanam dan percepatan panen.
“Dengan alat mesin, panen dapat diselesaikan dalam sehari, pengolahan lahan sehari, dan penanaman kembali juga sehari. Pola cepat ini hanya bisa dicapai melalui inovasi dan mekanisasi, bukan dengan cara tradisional,” ujar Sudaryono yang juga merupakan anak seorang petani asal Grobogan Jawa Tengah itu.
Ia juga menyoroti meningkatnya antusiasme petani muda di Klaten yang mulai melihat peluang peningkatan pendapatan melalui peningkatan frekuensi tanam. “Kalau nanam lebih sering dan panennya lebih banyak, otomatis pendapatan meningkat dan kesejahteraan petani naik,” tambahnya.
Pemerintah, lanjut Wamentan, saat ini fokus memperluas mekanisasi pertanian dan penggunaan benih berumur genjah seperti varietas 75 hari atau 80 hari. Dengan demikian, siklus tanam dapat dipangkas hingga 10 hari lebih cepat.
“Harapan kami sederhana: produktivitas naik dan kesejahteraan petani meningkat. Kalau produktivitas nasional naik, GDP juga naik, ekonomi berputar,” terang Sudaryono yang juga merupakan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Lebih lanjut, Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa peningkatan IP merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Ia menegaskan, pemerintah tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga menyediakan berbagai stimulan agar usaha tani menghasilkan produktivitas maksimal, termasuk perbaikan harga gabah dan pemenuhan kebutuhan pupuk.
“Kalau panen naik, otomatis keuntungan petani bertambah. Dan itu tujuan pembangunan pertanian, yakni agar petani makin sejahtera,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo menyampaikan bahwa tahun 2025 ini Kabupaten Klaten mendapatkan target luas tambah tanam yang jauh lebih besar dibanding tahun sebelumnya, yakni 90.213 hektare. Ia optimistis target tersebut dapat tercapai pada akhir tahun berkat dukungan para petani, Kementerian Pertanian, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
“Tanpa bantuan panjenengan semua, target ini tidak mungkin tercapai,” kata Hamenang.
Hamenang menuturkan, hingga akhir November 2025, realisasi luas tambah tanam di Kabupaten Klaten telah mencapai sekitar 90 persen. “Sesuai arahan Wamentan, target tahun depan juga akan kembali ditingkatkan,” Imbuhnya.
Saat ini, lanjut Hamenang, sebagian wilayah Kabupaten Klaten sudah mampu panen tiga kali setahun, sementara indeks rata-rata masih berada di angka tiga. Padahal pada 2024, IP masih berada di kisaran dua. “Tahun 2025 ini insya Allah indeks kita naik menjadi tiga,” katanya.
Ia berharap dukungan program Kementerian Pertanian, terutama penggunaan benih genjah yang memungkinkan panen hingga empat kali setahun, dapat mendorong percepatan peningkatan IP di Klaten.
“Minimal, ke depan kami berharap Klaten bisa panen empat kali dalam setahun,” tutup Hamenang.



